Jumat, 05 November 2010

BABAD TULUNGAGUNG


Episode Desa Macan Bang

Di Tulungagung,, lain wilayah lain cerita. Desa Macan Bang konon pernah di jadikan ajang tempur antara guru dan murid, yakni Kyai Pacet dan Kyai Kasan Besari. Kyai Kasan Besari mendirikan sebuah perguruan itu tidak di kehendaki oleh Kyai Pacet karena dianggap tidak jamak.

Pelarangan sesepuh Bonorowo atas pendirian perguruan di Dukuh Tunggul itu semata-mata karena bentuk kekhawatiran saja. Kyai Kasan Besari ilmunya belum sempurna dan orangnya keras, di khawatirkan wulangrehnya akan menyesatkan.

Tetapi tidak demikian dengan Kyai Kasan Besari, dirinya tersinggung dan tertusuk perasaannya atas larangan pendirian perguruan di Tunggul. Maka selanjutnya dibantu para muridnya dan termasuk Pangeran Kalang, Kyai Kasan Besari bermaksud memberontak dan memerangi perguruan Bonorowo berikut ingin membunuh Kyai Pacet bagaimanapun caranya.

Hingga pada suatu malam saat Kyai Pacet sedang melakukan semedi disebuah Goa, Kyai Pacet dan Pangeran Kalang bermaksud merunduk atau menikam dari belakang tapi akhirnya gagal oleh harimau putih jelmaan Kyai Pacet yang hendak menerkamnya. Dan bukan Kyai Pacet yang sudah putus lakunya jika tidak mengetahui niat jahat Besari dan Kalang pada waktu itu. Maka “Wong sabar mowo watesan “. Sesepuh Bonorowo mengejar keduanya ke arah barat, langkahnya cepat bagaikan angin.

Di suatu tempat Kyai Kasan Besari dan Pangeran Kalang sedang istirahat. Pada wajahnya masih tersirat rasa takut atas peristiwa di Goa tadi. Dan saat keduanya kembali merencanakan siasat baru untuk membunuh Kyai Pacet tiba-tiba ia dikejutkan oleh bayangan yang berkelebat dan jatuh tepat di depannya. Seorang lelaki tua dengan sorban dan jubah berwarna putih.

Setelah Kyai Kasan Besari dan Pangeran Kalang tahu jika yang datang adalah Kyai Pacet maka keduanyapun segera mengambil langkah cepat untuk menyerangnya. Maka peperanganpun tak dapat dihindari. Bagi Kyai Pacet, Kasan Besari dan Kalang adalah anak kemarin sore yang masih perlu banyak bimbingan. Dan setelah keduanya terjepit oleh jurus-jurus Kyai Pacet maka tetua Dukuh Tunggulpun segera meraih dan memetik buah kemiri yang ada disampingnya dan segera membantingnya. Berubahlah buah kemiri itu menjadi harimau besar bermata merah menyala dengan taring menyeringai siap menerkam Kyai Pacet.

Sesepuh Bonorowo hanya mundur selangkah. Sembari tersenyum mengejek dirinya membanting bungkul gamparan (bangkiak-red) hingga benda itu berubah menjadi seekor ular yang besar. Terjadilah pertarungan sengit antara harimau dan ular raksasa jadi-jadian itu.

Harimau berbulu merah jelmaan buah kemiri dari Kyai Kasan Besari itu kalah. Yang kemudian Kyai Kasan Besari dan Pangeran Kalangpun mel;arikan diri. Dan tempat dimana tetua Dukuh Tunggul itu menerima kekalahan oleh Kyai Pacet dinamakan Desa Macan Bang. (Piyoen)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar