Senin, 18 Januari 2010

Dinas Bina Marga Dan Pengairan Trenggalek, Elergi Wartawan

Trenggalek, PILAR

Terkait dengan adanya pemberitaan koran PILAR NEWS, edisi 14, th II, tanggal 28 Desember 2009 sampai dengan tanggal 16 Januari 2010, yang memberitakan tentang hancurnya aspal jalan lintas ditiga desa terletak di kecamatan Watulimo Trenggalek.

Wartawan koran PILAR NEWS pada hari Senin, tanggal 28 Desember 2009 jam 13.14 datang ke kantor Dinas Bina Marga Trenggalek dengan tujuan mengkonfirmasi tentang pemberitaan hancurnya aspal jalan di lintas ditiga desa yang ada di kecamatan Watu Limo.

Kebetulan saat itu Kepala Dinas Bina Marga, Puji Purwandi, tidak ada di tempat. Waktu itu wartawan ketemu Kuswantoro (Kasubag Jalan), yang ada didepan kantin, yang ada di lokasi Dinas Bina Marga Trenggalek.

Kuswantoro mengatakan kalau mau ketemu Kepala Dinas Bina Marga, besok pagi saja Mas. Akhirnya koran diserahkan pada Kuswantoro dan wartawan kami langsung pamit pulang.

Dua hari berselang, tepatnya hari Rabu, tanggal 30 Desember 2009, jam 07.40, wartawan kami, koran POLAR NEWS, sudah datang di kantor Dinas Bina Marga, sesuai anjuran dari Kuswantoro (Kasubag Jalan).

Tidak lama kemudian tepatnya jam 08.04, Kepala Dinas Bina Marga, Puji Purwandi, telah datang dan langsung masuk kantor. Sesaat kemudian wartawan kami mohon ijin dengan Teguh Prayitno di ruang Tata Usaha (TU), mau ketemu Kepala Dinas Bina Marga dipersilahkan untuk menunggu di ruang TU tersebut.

Wartawan kami akhirnya dengan sabar menunggu dan duduk berhadapan satu meja dengan Teguh Prayitno, yang posisinya ada di depan pintu ruang kantor Puji Purwandi.

Teguh Prayitno lalu masuk di ruang kepala, menyampaikan kalau ada wartawan yang mau menghadap, selanjutnya Teguh Prayitno duduk berhadapan dengan wartawan kami.

Ironisnya, dari keterangan wartawan kami, setelah setengah jam duduk berhadapan dengan Teguh Prayitno, tanpa sepatah kata pun wartawan kami ditinggal begitu saja, itupun dengan sikap angkuh dan tidak sopan.

Sudah genap satu jam wartawan kami menunggu di depan pintu dan kurang lebih 5 karyawan/staf yang masuk dan keluar ruang Kepala (Puji Purwandi), wartawan kami tidak dipersilahkan masuk.

Akhirnya wartawan kami terpaksa memberanikan diri dan mengetuk pintu ruang Kepala (Puji Purwandi) dengan mengucapkan salam lalu membuka pintu., Alangkah terkejutnya wartawan kami, setelah membuka pintu dan langsung ditodong dengan kata-kata yang tidak sopan dan sikap yang sombong.

Puji Purwandi (Kepala Dinas Bina Marga) yang terhormat mengatakan, “Tidak ada waktu untuk ngobrol. Saya repot” tegasnya. Tanpa tanya dan tanpa ucap maaf wartawan kamipun akhirnya minta maat dan mohon ijin pamit keluar.

Kami wartawan yang dilindungi undang-undang masih diperlukan seperti itu. Apa lagi kalau yang datang itu pengemis. Mungkin lebih alergi lagi. Yang menjadi pertanyaan kami, ada apa di balik semua itu ?

Dengan adanya perlakuanya Puji Purwandi yang terhormat terhadap wartawan kami, maka gagalah konfirmasi mengenai hancurnya aspal jalan di lintas tiga desa di kecamatan Watulimo, akhirnya hal tersebut kami ceritakan pada Humas Pemkab. Trenggalek, Yoso Mihardi. Beliau heran dengan apa yang menimpa wartawan kami.

Kami team wartawan koran PILAR NEWS sangat terpukul dengan perlakuan Kepala Dinas Bina Marga Trenggalek, Puji Purwandi yang terhormat, dan juga perlakuan Teguh Prayitno yang terhormat pula.. Dengan adanya hal tersebut, kami berhadap Bupati Trenggalek, H.K.A.R Soeharto, mengajarkan pada dinas Bina Marga yang belum punya santun, menjadi santun dalam menghadapi semua makhluk Allah. Sekalipun menghadapi seorang pengemis. Kami wartawan koran PILAR NEWS ikut berdoa semoga orang-orang yang belum punya santun menjadi santun. Amin. (San).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar