Kendati Pemkab Tulungagung memiliki aparat Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), namun Kantor Pekerjaan Umum PU), Bina Marga dan Cipta Karya Pemkab setempat justru lebih memilih menggunakan jasa Satuan Pengamanan (Satpam) untuk menjaga keamanan di kantor tersebut.
Penggunaan jasa Satpam berpakaian seragam biru putih itu selama ini tidak lazim dilakukan oleh kantor SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah ) di lingkup Pemkab Tulungagung. Bahkan banyak kantor SKPD yang tidak dijaga oleh aparat Satpol PP sekalipun.
Kepala Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya Pemkab Tulungagung, Ir Roswitha Sianipar MM ketika dikonfirmasi, Senin (8/3), menyatakan penggunaan jasa Satpam ditujukan untuk menjaga keamanan di kantornya selama 24 jam. “Kalau memakai Satpol PP, kerja mereka
Lantas mengapa baru menggunakan jasa Satpam padahal sebelum-sebelumnya tidak, Roswitha beralasan karena belum lama ini selalu terjadi aksi pencurian di kantornya. “Penggunaan tenaga Satpam untuk mengantisipasi terjadinya aksi pencurian. Kemarin ada laptop yang hilang. Dan ini tidak terjadi di kantor kami saja tetapi juga di Sekretariat,” paparnya.
Roswitha membantah jika penggunaan jasa Satpam akibat beredarnya kabar dugaan perselingkuhan antara salah seorang pejabat Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya Pemkab dan staf PNS perempuan yang terjadi di salah satu ruang di kantornya. Menurut dia, penggunaan Satpam karena memang untuk menjaga keamanan. “Kabar ada wartawan yang motret (mengambil gambar) adegan perselingkuhan di kantor itu tidak ada buktinya,” tandasnya.
Ketika ditanya terkait seorang PNS perempuan di Dinas PU, Bina Marga dan Cipta Karya yang belum lama ini tiba-tiba dimutasi ke SKPD lain, Roswitha yang mantan Kepala Bidang Jalan dan Jembatan Dinas PUPPW Pemkab Tulungagung ini mengakuinya. Dibeberkan pemindahan PNS perempuan itu tidak terkait masalah kabar dugaan perselingkuhan.
“Dia (PNS perempuan) dimutasi bukan karena kabar perselingkuhan tetapi karena alasan lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar