Sungguh sial nasib seorang yunilever yang bernama Muhammad Akbaryadi yang dikenal dengan panggilan Akbar,pria kelahiran asli Bandung Jawa Barat itu pada hari Kamis, tanggal 22 April 2010 Akbar melaksanakan tugas pekerjaan di Tulungagung dengan temannya menginap di salah satu hotel di Tulungagung, yang terletak di pusat kota Tulungagung. Akbar chek in di Hotel Tanjung Tulungagung yang tempatnya sebelah utara kafe Gorga Tulungagung. Sekitaran jam 15.00 dengan membawa barangnya berupa tas berisi laptop dan peralatan lainnya.Setelah itu Akbar pesan makanan di resepsionis hotel. Sambil menunggu pesanannya, Akbar membuka laptopnya tentu saja untuk membuat laporan hasil kerjanya, dan ditaruh diatas meja yang ada di depan pintu kamar.
Waktu dia konsentrasi dengan laptopnya tiba-tiba ada orang ketok pintu, setelah pintu dibuka ternyata pelayan hotel yang mau mengantarkan pesanannya, yang bernama Eko Kristanto nama panggilannya mas Kris. Sesuai aturan Hotel, Akbar pun menandatangani buku pesanannya, Akbar bingung cari bolpoinnya, Kris sabar menunggu kurang lebih 5 menit di depan pintu yang terbuka. Setelah buku pesanannya ditandatangani Akbar langsung menyerahkannya pada Kris dan Kris pun bergegas kembali dan langsung pulang karena pergantian sip.
Dan sekitar pukul 20.30 Akbar memutuskan keluar hotel sekedar untuk melepas lelah dan menikmati keramaian Kota Tulungagung di malam hari. Akbar pun tidak lupa mengunci pintu kamarnya bahkan sampai dua kali.
Setelah puas sekitar pukul 21.15 dia pun kembali ke hotel, dia langsung membuka pintu kamarnya dan alangkah terkejutnya melihat tas dan laptopnya yang ditaruh diatas meja lenyap. Seketika itu Akbar langsung menghubungi temannya sepekerjaan yang ada di Kutoanyar dan temannya langsung meluncur ke hotel Tanjung, sesampainya di hotel mereka langsung melaporkan kasus kehilangan ini ke bagian penjagaan hotel.
Alangkah aneh jawaban dari keamanan hotel yang bertanya balik ”Apakah anda tadi masuk Hotel membawa tas berisi laptop? bahkan keamanan hotel pun tidak percaya bukti yang dibawa Akbar selaku korban berupa charge dan modem untuk laptopnya.
Setelah melakukan perdebatan yang cukup lama, akhirnya korban dan teman-temannya melapor ke Polres Tulungagung. Sekitar jam 00.00 malam anggota Polres bersama Polsek langsung mendatangi Hotel Tanjung guna melakukan penyelidikan terkait kasus ini.
Setelah cukup melakukan penyelidikan pihak kepolisian memanggil korban dan pihak hotel ke polsek Kota Tulungagung malam itu juga untuk mencari keterangan. Setelah di tunggu ternyata dari pihak hotel Tanjung tidak ada yang datang, kok aneh ya mas, kena apa satu pun pihak hotel tidak mau datang waktu di panggil pihak Kepolisian? kok saya tambah curiga, ucap Akbar kepada wartawan Koran ini dengan nada bingung.
Besoknya sekitar jam 15.00, Akbar di dampingi beberapa wartawan dari beberapa media cetak mendatangi Hotel Tanjung guna untuk mencari informasi perihal pencurian ini. Sangat baik sambutan yang di berikan management hotel Tanjung, setelah di persilahkan duduk langsung saja berbagai pertanyaan muncul dari kuli tinta terhadap Management Hotel Tanjung Lina sebagai supervaiser, Sri Rejeki Manager Hotel di dampingi pihak keamanan dan Kris selaku pelayan Hotel menyatakan lepas tangan atas kejadian ini.
Mereka secara tegas menyatakan kejadian ini beberapa kali terjadi di hotel Tanjung, dan sesuai aturan pihak Hotel tidak bertanggung jawab apabila pengunjung kehilangan barang bawaannya yang di simpan di kamar hotel.
Bahkan pihak Hotel tidak mengakui kalau korban masuk hotel membawa tas berisi laptop, Kris yang menjadi saksi kunci saat mengantar pesanan pun juga tidak mengakui bahwa korban membawa laptop. Padahal sangat jelas Kris saat mengantar makanan berada tepat didepan saya yang sedang mengoprasikan laptop, tutur Akbar.
Bahkan pihak hotel Tanjung tidak mempercayai meskipun ada bukti berupa modem dan charge laptop yang di tinggal pencuri. Di singgung ketidak hadiran pihak Hotel di polsek waktu kejadian, petugas keamanan hotel mengaku salah seorang anggota polisi berpakaian preman mengatakan tidak perlu ke polsek.
Dengan kejadian ini korban dirugikan sekitar 4,5 juta rupiah, yang paling penting lagi korban kehilangan data data yang tersimpan pada laptop. Semoga saja pihak Kepolisian Tulungagung bisa membuka kasus ini melihat secara jelas peristiwa yang terjadi kemungkinan saja ada keterlibatan orang dalam management Hotel Tanjung”ungkap korban *San*.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar