Sabtu, 26 Desember 2009

Atasi Kesulitan Air, Ajak Masyarakat Sholat Istiqo’



Jember, KPN.

Musim hujan tahun ini yang tidak disertai dengan turunnya hujan seperti tahun-tahun sebelumnya, menjadikan petani di sejumlah daerah menghadapi banyak kesulitan dalam menjalani kegiatan pertaniannya. Mereka kesulitan mendapatkan pasokan air untuk mengairi lahan pertaniannya.

Berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan, agar kelangsungan aktivitas pertaniannya bisa terus berlanjut. Salah satunya berusaha mencari sumber air yang dimungkinkan bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan irigasi bagi persawahan.

Namun lagi-lagi usaha itu tidak membuahkan hasil, karena ketersediaan air yang diharapkan memang tidak ada. Keringnya air pada mata air ini tidak hanya pada tempat tertentu saja, bahkan pada sungai yang biasanya selalu dialiri air, pada musim hujan kali ini tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kondisi yang seperti ini memaksa petani untuk mengupayakannya lewat permintaan bantuan kepada Pemkab Jember. “Saat ini di dusun kami Tegal Gayam, petani kesulitan mendapat air untuk persawahan. Karena itu kami mohon bapak bupati bisa mencarikan jalan keluar agar kelangsungan hidup petani, khususnya di dusun kami bisa terus berlanjut,” ujar seorang warga asal Desa Kemuning Kidul, dalam acara Dialog Solutif Bedah Potensi Desa, di Desa Sruni, Kecamatan Jenggawah, (21/12), kemarin.

Tingkat kesulitanh petani dalam mendapatkan air untuk kebutuhan pengairan sawahnya ini, kian diperparah dengan semakin tidak diketemukannya sumber mata air. Upaya lain yang akan dicoba untuk mendapatkan air, yaitu lewat pembuatan sumur bor.

Mendengar ungkapan yang seperti ini, Wakil Bupati Jember, Kusen Andalas, menyatakan, pihak Dinas Pengairan akan mencoba melakukan survey ke daerah yang kekurangan air untuk irigasi persawahan tersebut. “Nanti Dinas Pengairan akan meninjau lokasi mana yang dimungkinkan untuk bisa dibor,” ujar wabup.

Pada kesempatan itu wabup juga menyatakan, akan memberikan bantuan pompa air untuk petani di kawasan Tegal Gayam. “Untuk pompa airnya, sampean bisa langsung berhubungan dengan Dinas Pengairan,” tandasnya.

Sebelumnya, kaitan dengan tidak menentunya curah hujan yang turun pada musim kali ini, Bupati Jember, MZA Djalal, mengajak masyarakat untuk bersama-sama berdoa memohon kepada Allah. Permohonan itu kata bupati, bisa dilakukan secara bersama-sama lewat sholat Istiqo’.

Bupati menyadari bahwa musim hujan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnnya. Curah hujan yang turun, jauh mengalami penurunan, bahkan debit air hujan yang turun terkadang tidak bisa diperkirakan dan kecenderungannya hujan sangat jarang.

Menurut bupati, penyebab tidak menentunya hujan yang turun kali ini, bisa disebabka karena banyaknya masyarakat yang punya hajat. Biasanya, hajatan yang dilangsungkan masyarakat ini diikuti dengan upaya menghambat turunnya hujan atau dalam bahasa Jawa dikenal dengan Di – Sarang.

Karena itu solusi terbaik untuk mengatasi persoalan tidak jelasnya hujan yang turun kali ini, kata bupati lewat permohonan kepada Allah. “Saya dan pak wakil bupati butuh masukan dari penjengan semua, meski sisa waktu saya yang tinggal 8 bulan, dengan kemampuan yang saya miliki bersama pak wabup, akan saya lakukan untuk kepentingan masyarakat,” imbuhnya. (imam/mnr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar