Sabtu, 26 Desember 2009

Jalan Lintas Desa Hancur, Bina Marga (PU) Trenggalek Kurang Peduli


Trenggalek, KPN.

Dari hasil pantauan wartawan Pilar News dan keterangan dari kepala desa Kaspin, juga beberapa staf-staf Desa Pakel, di tambah lagi keterangan dari Carik / Sekdes Sujito, Desa Ngembel Kecamatan Watulimo, Trenggalek, bahwa hancurnya aspal jalan mulai dari desa Watu Agung terjadi di sambungan aspalan HOT MIK (Korea) kearah Desa Ngembel berkisar 700 M dari RT. 01, RT. 2, RT. 03 RT. 04.

Sepanjang 1200 M, jalan tersebut rusak berat. Untuk dilalui kendaraan roda 2 aja sangat sulit, apalagi kendaraan roda 4. Sehingga para petani resah, karena dari hasil petaninya habis untuk ongkos transport. Sehingga tingkat ekonomi petani di Desa tersebut menurun drastis.

Berbagai upaya telah dilakukan oleh warga, baik melalui pengajuan perbaikan jalan ke Dinas Pekerjaan Umum (DPU), yang diajukan tiap tahun dimulai dari tahun 2005 sampai tahun 2009, sama sekali tidak pernah di tanggapi oleh Dinas Pekerjaan Umum, hal tersebut juga pernah terjadi di jalur utama Desa Pakel Kecamatan Watulimo.

Jalan transportasi sepanjang 2250 M juga rusak berat, mulai dari simpang tiga yaitu Tumpak Tekenan, yang kearah barat Desa Pakel keutara Desa Ngembel, kearah selatan Desa Watu Limo, jalan yang dulunya beraspal sekarang hancur total. Ironisnya mulai tahun 2005 hingga tahun 2009 akhir, pengusulan perbaikan tiap tahun tidak kunjung ada kata seorang warga.

Melalui Musrenbang (Musyawarah Rencana Pembangunan) Kabupaten Trenggalek, tidak ada tanggapan yang serius. Buktinya hingga sekarang belum ada realisasi dari Dinas Pekerjaan Umum. Pernah juga mengajukan proposal ke Bupati tahun 2008. Untuk perbaikan jalan tersebut dan hasilnya juga sama dalam arti belum terealisasi.

Dengan kinerjanya Dinas Pekerjaan Umum (PU) Trenggalek yang kurang serius ini, maka imbasnya terciptalah kemerosotan perekonimian tiga desa tersebut. Masyarakatlah yang sengsara, sebab jerih payahnya masyarakat petani kususnya, dari hasil pertaniannya hanya habis untuk bayar ongkos transportnya. Karena jalan rusak berat, hingga ongkos kendaraannya sangat mahal.

Dengan adanya jalan yang hancur, kepala desa dan masyarakat berupaya keras menggali dana secara gotong royong untuk menanggulangi sebagian kecil dari jalan tersebut di rabat beton. Tapi itupun hanya titik-titik yang sangat rawan. Agar tidak menimbulkan kecelakaan, hanya itulah usaha yang bisa dilakukan oleh kepala desa beserta staf desa dan masyarakat (san)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar