Kediri, PILAR
Penyakit demam berdarah kembali menjadi momok menakutkan bagi masyarakat Kabupaten Kediri. Dalam beberapa bulan ini kasusnya terus meningkat dan telah memakan korban jiwa. Guna menekan laju pertambahan korban, Rabu (24/2) Pemkab Kediri bersama masyarakat kembali melaksanakan Gerakan Masyarakat Berantas dan Basmi Nyamuk dan DBD atau yang dikenal dengan Gemas Bebas. Acara yang dihadiri oleh Bupati Sutrisno dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri ini dilaksanakan di Dusun Sambirejo Desa Tiron Kecamatan Banyakan.
Menurut Sutrisno, penanganan demam berdarah tidak bisa dilakukan secara sepihak saja. Pemerintah, Dinas Kesehatan dan masyarakat harus bekerjasama dalam memberantas DB. ”Semua komponen masyarakat harus terlibat dalam pemberantasan demam berdarah. Sadar dan paham akan bahaya DB saja tidak cukup, tapi juga harus bertindak” kata Sutrisno. Lebih lanjut ia mangajak masyarakat untuk lebih menjaga kebersihan lingkungan. ”Semua tergantung masyarakat. Jika tidak mau sakit, maka harus aktif. Periksalah lingkungan tempat tinggal kita secara kontinyu, apakah ada genangan air dan jentik-jentik nyamuk” himbau Sutrino.
Ditemui di acara yang sama, Adi Laksono menjelaskan bahwa DB masih merupakan ancaman bagi masyarakat. Jumlah kasus dan penderitanya terus mengalami kenaikan. Jika pada bulan Desember 2009 terdapat 152 kasus, pada Januari 2010 tercatat 175 pasien terjangkit dan 1 orang meninggal dunia. ”Untuk bulan Pebruari, hingga saat ini telah tercatat 110 kasus demam berdarah di seluruh Kabupaten Kediri” ungkap Adi. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri ini menambahkan bahwa Gemas Bebas ini diharapkan dapat menekan angka penderita dan kematian akibat DB. ”Untuk meningkatkan hasilnya,kita melakukan pemantauan dan evaluasi secara terus menerus”, ujarnya.Pemantauan dilaksanakan di beberapa lokasi baik lingkungan rumah warga, kantor maupun sekolah.
Saat ini langkah-langkah yang telah diambil Dinkes untuk membantu masyarakat adalah upaya pencegahan dengan pelaksanaan PSN dan abatisasi. Pemkab juga mengupayakan penanggulangan penularan dengan memberantas nyamuk melalui pengasapan (fogging) fokus dan massal. Penyuluhan terpadu juga diberikan ke masyarakat. Selain itu tim-tim kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah aktif melakukan pemantauan. Termasuk membudayakan Gerakan Jumat Bersih selama satu jam di seluruh pelosok Kabupaten Kediri.
Terkait dengan abatisasi, dalam acara Gemas Bebas tersebut dr. Hj. Haryanti Sutrisno menyerahkan abate secara simbolis kepada masyarakat.Selain kepada dua orang ibu, abate juga diserahkan pada seorang murid SD. Hal ini untuk mengajarkan kepedulian dan kebersihan lingkungan serta pengenalan Gemas Bebas sejak dini.“Masukkan abate ini dalam bak mandi, baik di rumah maupun di sekolah. Tetap dalam kemasan plastik dan buat lubang, abate akan tahan selama tiga bulan” himbau Haryanti.
Di akhir acara, didampingi Adi Laksono dan Camat Banyakan M. Nizam Subekhi, Haryanti menyaksikan proses penimbunan sampah yang dilakukan oleh murid-murid SD. Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kediri ini pun menyempatkan diri mengunjungi rumah warga dan memasukkan abate ke dalam bak mandi rumah tersebut. (jok)
Minggu, 07 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar