Sabtu, 27 Maret 2010


Pers Kampus Bukan Media Massa
Malang, PILAR
“Secara esensial, pers kampus atau yang lebih dikenal pers mahasiswa tidak dikategorikan sebagai pers dalam arti luas, atau media massa. Karena sifat dan karakteristiknya yang berbeda, dilihat dari segi konten maupun sasaran yang hendak dicapai adalah komunitas tertentu, yaitu warga kampus”.
Demikian, dikatakan Direktur Kelembagaan Komunikasi Sosial, Dirjen Sarana Komunikasi, Deseminasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika, DR. James Pardede, MM. di depan peserta Bimtek peningkatan manajemen penerbitan pers kampus bertempat di Hotel Kartika Graha Malang (23/3) tadi pagi.
Dilihat dari sisi manajerial, kata James Pardede, pers kampus jelas sangat berbeda sistemnya dengan pers umum lainnya, misalnya saja ditinjau dari segi ekonomi. Pers kampus pada umumnya non profit dan mengutamakan segi sosial dan idealisme. Sementara pers yang beredar di masyarakat, umumnya mengutamakan keuntungan, minimal “break event point”.
Lebih lanjut ia menjelaskan, dengan melihat perkembangan media massa dewasa ini, sebenarnya pers kampus dapat memanfaatkan media-media yang ada saat ini baik cetak, elektronik maupun dunia maya (internet) dengan cara membangun kemitraan. Dengan pendekatan ini, lanjutnya, akan menambah keberagaman corak dalam menyampaikan informasi dalam rangka pencerahan informasi kepada komunitasnya.
Seperti peran media pada umumnya, media massa/pers kampus dapat berperan dalam perubahan pola tingkah laku disuatu masyarakat. Oleh karena itu, kedudukan pers kampus dalam dunia mahasiswa harus terus ditumbuhkembangkan.
“Dalam melaksanakan fungsi ini, media massa diharapkan dapat mengembangkan wacana yang mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus dapat juga dijadikan problem solving terhadap setiap permasalahan yang terjadi di kampus. Mahasiswa tetap diharapkan kritis dengan opini-opininya yang idealis melalui media kampusnya sebagai penyeimbang dalam tatanan demokratis” pungkas James *sarwi/tim*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar